Kesalahan yang Sering Dilakukan UMKM
UMKM di Indonesia tumbuh pesat, tapi banyak juga yang nggak bertahan lebih dari dua tahun. Kenapa bisa gitu? Biasanya bukan karena produknya jelek, tapi karena kesalahan pengelolaan bisnis yang sebenernya bisa dihindari. Nah, ini tiga hal yang paling sering bikin UMKM jatuh.
1. Tidak Memisahkan Keuangan Pribadi dan Usaha
Banyak pelaku UMKM masih mencampur uang usaha dengan uang pribadi. Akibatnya, mereka sulit ngeliat apakah bisnisnya bener-bener untung atau rugi. Contoh sederhana: uang hasil jualan dipakai buat kebutuhan rumah tangga tanpa dicatat, akhirnya stok nggak kebeli dan bisnis jalan di tempat.
Tips mengatasi:
- Buat rekening bank khusus untuk usaha.
- Catat semua pemasukan dan pengeluaran.
- Gunakan aplikasi keuangan sederhana (bisa Excel, bisa aplikasi akuntansi gratis).
2. Kurang Riset Pasar
Sering banget UMKM bikin produk karena ikut tren, tapi nggak riset apakah ada kebutuhan nyata dari konsumen. Akhirnya produk nggak laku, atau kalah saing karena harga terlalu tinggi.
Contoh nyata: banyak brand minuman kekinian muncul, tapi hanya sebagian kecil yang bertahan lebih dari setahun. Kenapa? Karena mereka nggak punya diferensiasi produk.
Tips mengatasi:
- Lakukan survey kecil sebelum launching produk.
- Cek kompetitor: harga, kualitas, dan strategi promosi.
- Fokus pada unique selling point (USP).
3. Terlalu Fokus pada Harga Murah, Lupa Kualitas
UMKM sering berpikir kalau harga murah = lebih laku. Padahal konsumen sekarang makin cerdas. Mereka lebih milih produk dengan kualitas baik walaupun harganya sedikit lebih mahal. Kalau cuma main harga, UMKM bakal kehabisan napas karena margin tipis.
Tips mengatasi:
- Bangun brand yang dipercaya.
- Fokus pada kualitas produk.
- Tambah value lain: packaging menarik, pelayanan ramah, after-sales service.